HALLOMAKASSAR.COM– PSM Makassar kembali dilanda kabar buruk. Klub Super League berjuluk Juku Eja itu dijatuhi sanksi oleh FIFA. Sanksi mulai berlaku sejak 8 Oktober 2025.
Di mana, PSM Makassar tercantum dalam FIFA Registration Ban List.
Sanksi berat ini membuat PSM Makassar tidak bisa mendaftarkan pemain baru dalam tiga jendela transfer mendatang, baik lokal maupun internasional. Situasi ini jelas menjadi pukulan telak bagi tim yang tengah berusaha bangkit di tengah musim Super League 2025/2026.
Meskipun belum ada pernyataan resmi dari pihak manajemen klub PSM maupun dari League selaku operator kompetisi, sanksi ini diduga kuat terkait masalah penunggakan gaji yang berulang.
Dugaan Penunggakan Gaji Setelah Ditinggal Pelatih
Sinyal masalah finansial PSM Makassar menguat setelah klub itu baru saja ditinggalkan oleh pelatih kepala mereka, Bernardo Tavares. Sebelum memutuskan cabut, Tavares sempat secara terbuka mengungkapkan manajemen PSM Makassar telah menunggak gajinya.
Fakta ini memperkuat dugaan bahwa sanksi larangan transfer yang dijatuhkan FIFA saat ini memang disebabkan oleh masalah penunggakan gaji pemain dan staf pelatih.
Jika benar karena penunggakan gaji, ini menjadi pukulan telak bagi Juku Eja, terutama setelah kepergian pelatih Bernardo Tavares yang sukses membawa klub berprestasi.
Larangan transfer selama tiga periode adalah konsekuensi yang sangat serius, yang akan membatasi kemampuan tim untuk merekrut pemain baru dan mempertahankan daya saing di Super League.
Baca Juga:
Berbagi Kebahagiaan di HUT Makassar ke-418, Pemkot Bedah 62 Rumah Warga
BYD Membawa Semangat Edukasi Mobilitas Hijau ke Wilayah Timur Indonesia
Survey Indikator politik Indonesia : Kinerja Mentan Amran tertinggi 84,9%
Masalah Berulang
Ironisnya, kondisi ini bukan pertama kalinya dialami oleh PSM Makassar. Klub kebanggaan masyarakat Sulawesi ini sudah pernah dijatuhi sanksi serupa oleh FIFA sebelumnya, yakni pada 12 April 2024 dan 28 Maret 2025.
Pada kejadian sebelumnya, FIFA menjatuhkan larangan transfer karena manajemen klub menunggak pembayaran gaji sejumlah pemain dan staf pelatih. Sanksi-sanksi tersebut akhirnya dicabut oleh FIFA setelah PSM Makassar melunasi kewajiban mereka.
Sayangnya, belum genap setahun berselang, masalah finansial yang sama kembali terulang, menunjukkan adanya isu struktural dalam pengelolaan keuangan klub. (*)







